PERANAN INVESTASI
PEMERINTAH, SWASTA DAN KUALITAS TENAGA KERJA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI
PROVINSI MALUKU
PERIODE 2002-2007
Ali
Tutupoho
Fakultas Ekonomi
Universitas Pattimura
Jln. Ir. M. Putuhena, Kode Pos : 97233 Ambon
Abstrak
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh investasi pemerintah, investasi swasta dan kualitas tenaga
kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku. Metode
estimasi yang digunakan adalah regresi data panel dengan pendekatan fixed
effect periode 2002-2007.
Penelitian ini menggunakan model
pertumbuhan ekonomi dalam bentuk rasio yang diperoleh dari fungsi produksi.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa
lembaga pemerintah seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi
Penanaman Modal Daerah (BKPMD), Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Depnakertans), Dinas Pendidikan Nasional, Bank Indonesia (BI) serta beberapa
informasi relevan yang dapat diakses dari internet.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ketiga variabel idependen yaitu rasio investasi pemerintah (pelayanan publik),
rasio investasi swasta (PMDN dan PMA) dan kualitas tenaga kerja (lulusan SMP
dan SMA dengan tenaga kerja) secara signifikan dan positif (parsial dan
bersama-sama) mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi
Maluku.
Kata-kata kunci: Pertumbuhan
Ekonomi, Rasio Investasi Pemerintah, Rasio
Investasi Swasta dan Kualitas Tenaga Kerja.
Permasalahan
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
Ø Bagaimana pengaruh rasio investasi pemerintah dalam
mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku
periode 2002-2007?
Ø Bagaimana pengaruh rasio investasi swasta
dalam mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi
Maluku periode 2002-2007?
Ø Bagaimana pengaruh kualitas tenaga kerja dalam
mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku
periode 2002-2007?
Tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui besar
pengaruh rasio investasi pemerintah, rasio investasi swasta dan kualitas tenaga
kerja dalam mendorong peningkatan
pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Propinsi
Maluku periode 2002-2007.
Metode Analisis
Model yang akan digunakan untuk
menjelaskan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku adalah model pertumbuhan
Neo-Klasik berdasarkan fungsi produksi pertumbuhan Solow, untuk menerangkan
seberapa besar elastisitas output terhadap modal, dengan rumusan sebagai
berikut:
..................................... (3.1)
dimana:
Y = PDRB
K = Modal
L = Jumlah tenaga kerja
A = Konstanta merefleksi
tingkat technology
dasar
eut = Konstanta
tingkat
kemajuan technology
α = Elastisitas output terhadap
modal
1- α = Elastisitas
output terhadap
tenaga kerja
Misalnya tingkat technology
tidak berkembang, model berubah menjadi:
..............................................
(3.2)
.................................... (3.3)
dimana:
Y = Pertumbuhan PDRB
KI = Rasio
Investasi Pemerintah
(Pelayanan Publik) dengan
PDRB
KP = Rasio
Investasi Swasta
(PMDN dan PMA) dengan
PDRB
L = Kualitas Tenaga Kerja
(Jumlah lulusan
SMP/SMA) dengan
Jumlah Tenaga Kerja
Untuk mengetahui berapa besar
rasio investasi pemerintah, rasio investasi swasta dan kualitas tenaga kerja
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dapat dibuat sebuah model dasar dalam bentuk
fungsi sebagai berikut:
.......................
(3.4)
................... (3.5)
Untuk mengukur pengaruh rasio
investasi pemerintah (RIP), rasio investasi swasta (RIS) dan kualitas tenaga
kerja (KTK) terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB), maka persamaan (3.5) menjadi:
....... (3.6)
untuk a2 > 0, a3 > 0 dan a4 > 0
dimana:
Y = Pertumbuhan PDRB
RIP = Rasio Investasi Pemerintah
(Pelayanan Publik) dengan
PDRB
IS = Rasio Investasi Swasta
(PMDN dan PMA) dengan
PDRB
KTK = Kualitas Tenaga Kerja
(Jumlah lulusan
SMP/SMA) dengan
Jumlah Tenaga Kerja
a1 = Konstanta
ai = Parameter
ke”i”, untuk
I = Kabupaten/Kota
t = Periode
penelitian dari
tahun 2002-2007
e = Error Term
Teknik Pengolahan Data
Dalam melakukan analisis, pendekatan yang digunakan
pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data
panel. Data panel adalah data yang merupakan gabungan antara data menurut deret
waktu (time series) dan data antar individu pada satu waktu (cross
section). Simbol yang digunakan adalah t untuk periode observasi, sedangkan
n adalah unit cross-section yang diobservasi. Proses pembentukan data
panel adalah dengan cara mengkombinasikan unit-unit deret waktu dengan antar
individu sehingga terbentuklah suatu kumpulan data. Proses itu sendiri disebut pooling.
Terdapat beberapa keuntungan yang didapat jika
menggunakan data panel ini, pertama
dapat mendalami efek-efek ekonomi yang tidak dapat diperoleh jika
menggunakan data time series ataupun data cross section saja.
Kedua, karena jumlah data dan observasi yang meningkat, menghasilkan kenaikan
pada derajat kebebasan (degree of freedom) sehingga variasi koefisien
menjadi efisien dan koefisien nilai menjadi lebih stabil Hsiao, (1986). Ketiga,
dengan mengakomodasi semua informasi yang terkait dengan variabel-variabel
observasi maupun deret-waktu data panel
secara substansial mampu menurunkan masalah
omitted-variables; jika menghilangkan variabel yang relevan.
Bersamaan dengan itu, masalah kesalahan spesifikasipun dapat dieliminir.
Beberapa
hal diatas sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Baltagi, (2003). Baltagi
menyatakan beberapa manfaat yang didapat ketika menggunakan data panel,
diantaranya adalah:
Mampu mengontrol
heterogenitas individu.
Memberikan lebih
banyak informasi dan lebih bervariasi daripada hanya data deret waktu atau
antar individu. Data panel juga mengurangi kolinearitas antar variabel,
meningkatkan degree of freedom, dan meningkatkan efisiensi.
Sangat baik untuk
digunakan dalam studi perubahan yang
dinamik (study of dynamics adjustment).
Dapat mendeteksi
dan mengukur efek dengan lebih baik dibandingkan data deret-waktu murni dan antar
individu murni.
Memungkinkan untuk mempelajari model perilaku (behavioral
model) yang lebih kompleks, misalnya fenomena skala ekonomi dan perubahan
teknologi.
Data panel dapat meminimalkan biasa yang dihasilkan oleh
agregasi individu karena unit data lebih banyak.
Terdapat tiga cara dalam mengestimasi data panel,
pertama Pooled (OrdinaryLeast Square, OLS). Kedua, fixed effect (dummy
variable model, DMV). Ketiga, random effect (error component
model, ECM) (Baltagi, 2002; Gujarati, 2003; Pindyck, 1998). Diantara ketiga
teknik tersebut, pendekatan Fixed Effect Model (FEM) dan Random
Effects Model (REM) yang akan digunakan untuk mengestimasi model
penelitian pada penelitian ini. Namun sebelumnya dilakukan uji Hausman untuk
menentukan pendekatan mana yang lebih baik, FEM atau REM.
Alasan mengapa penelitian ini menggunakan pendekatan
FEM atau REM dalam mengestimasi model penelitian dan bukan teknik lainnya
adalah pendekatan PLS (Pooled Least Square) pada dasarnya memiliki
kesamaan dengan OLS biasa yang hanya memiliki satu konstanta untuk keseluruhan
daerah, sedangkan fundamental perekonomian, ukuran skala perekonomian, dan
struktur perekonomian tiap-tiap cross section tidaklah sama.
Keunggulan-keunggulan tersebut diatas memiliki implikasi pada tidak
diperlukannya pengujian asumsi klasik dalam model data panel, sesuai apa yang
ada dalam beberapa literatur yang digunakan dalam penelitian ini (Maddala,
1993; Pindyck, 1998; Gujarati, 2003).
Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel
Untuk menentukan teknik mana yang paling tepat
dalam mengestimasi data panel maka perlu dilakukan pengujian. Adapun pengujian
dalam penelitian ini adalah uji Hausman (Hausman Test).
Uji Hausman (Hausman Test)
digunakan untuk menentukan pemilihan model regresi panel data dengan
menggunakan fixed effect atau random effect. Uji ini didasarkan
pada LSDV di dalam metode FEM dan GLS adalah efisien sedangkan metode OLS tidak
efisien, di lain pihak alternatifnya metode OLS efisien dan GLS tidak efisien.
Karena itu uji nulnya adalah
hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga uji Hausman bisa dilakukan
berdasarkan perbedaan estimasi tersebut (Widarjono, 2005:253).
Unsur penting uji Hausman ini
adalah kovarian matriks dari perbedaan vektor:
....... (3.11)
Hasil metode Hausman adalah bahwa perbedaan kovarian
dari estimator yang efisien dengan estimator yang tidak efisien
adalah nol sehingga:
..... (3.12)
Kemudian disubtitusi kedalam persamaan 3.11 yang akan
menghasilkan kovarian matriks sebagai berikut:
…………(3.13)
Selanjutnya dengan mengikuti kriteria Wald, uji
Hausman ini akan mengikuti distribusi chi-squares ( χ2 )
sebagai berikut:
........................... (3.14)
dimana:
dan
Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi
statistik Chi Square ( χ2 ) dengan degree of
freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independent. Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari
nilai kritisnya maka model yang tepat adalah Fixed Effect (FEM),
sedangkan sebaliknya jika nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai
kritisnya maka model yang tepat adalah Random Effect (REM) (Widarjono,
2005:265-266).
Hipotesa yang dilakukan untuk pengujian ini adalah:
H0 : m
< χ2α,df (H0 Tidak ditolak, REM)
H1 : m > χ2 α,df (Ho Ditolak, FEM)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Estimasi Model Penelitian dan Pembahasan Estimasi Model Pertumbuhan
Ekonomi Regional di Provinsi Maluku.
Metode estimasi
panel data yang dipakai adalah menggunakan pendekatan fixed effect
(FEM), sesuai dengan perhitungan uji Hausman dimana nilai m (nilai statistik
Hausman) > nilai Chi-Square (χ2).
Periode waktu
yang akan dianalisis adalah dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2007, dan unit cross
section adalah sebanyak 5 kabupaten/kota di Provinsi Maluku dari keseluruhan
kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Maluku sebanyak 10.
Dari
persamaan awal:
....... (4.1)
i =
1, 2, …. 5 (kabupaten dan kota
di
Provinsi Maluku)
t =
2002, 2003, …, 2007
(periode
waktu analisis)
Regresi panel data menggunakan pendekatan fixed
effect dalam penelitian ini mengasumsikan bahwa intercept diantara
unit cross section (diantara kabupaten dan kota) bisa berbeda-beda,
sementara slope atau koefisien regresi tidak berbeda diantara unit cross
section dan selama periode analisis.
Dengan menggunakan bantuan software E-views
versi 6.0, Secara empiris hasil estimasinya ditunjukkan dalam persamaan dibawah
ini:
Efek untuk masing-masing unit cross section
yaitu untuk masing-masing kabupaten dan kota merupakan differential
intercept dari persamaan regresi. Efek tersebut akan membedakan intercept
untuk persamaan pada masing-masing unit cross section. Perbedaan intercept
untuk masing-masing kabupaten dan kota tersebut menunjukkan adanya perbedaan
faktor-faktor endownment, perbedaan kemampuan masing-masing kabupaten
dan kota dalam hal kondisi awal perekonomian yang bisa disebabkan oleh banyak
faktor, diantaranya perbedaan dalam gaya kepemimpinan di masing-masing daerah,
perbedaan kebijakan, dan faktor-faktor lainnya. (Gujarati, 2003).
Tabel 4.6
Nilai effect
pada intersep untuk masing-masing unit cross- section (Kabupaten dan
Kota)
No.
|
Cross Section Unit
|
Effect
|
1
|
Kabupaten
P. Buru
|
-0.03096
|
2
|
Kabupaten
Maluku Tengah (MTH)
|
-0.034785
|
3
|
Kabupaten
Maluku Tenggara (MTG)
|
-0.033886
|
4
|
Kabupaten
Maluku Tenggara Barat (MTB)
|
-0.034262
|
5
|
Kota Ambon
(AMQ)
|
-0.020082
|
Sumber: Hasil
Pengolahan Data.
Berdasarkan
hasil regresi, dari nilai effect pada masing-masing unit cross
section bisa didapatkan persamaan untuk masing-masing kabupaten dan kota
yang dianalisis. Persamaan tersebut memiliki koefisien regresi atau slope
yang sama, sementara intercept berbeda-beda sesuai dengan besarnya effect
pada masing-masing cross section unit. Intercept untuk
masing-masing kabupaten dan kota didapatkan dengan menjumlahkan common
intercept dari hasil regresi dengan effect pada masing-masing unit cross
section.
Tabel 4.7
Persamaan Regresi Untuk Masing-Masing Unit Cross
Section (Kabupaten/Kota)
No.
|
Cross
Section
|
Effect
|
Equation
|
1
|
P. Buru1)
|
-0.03096
|
Y = -0.031 + 0.360(RIP)
+ 0.110(RIS) +
0.381(KTK) + e
|
2
|
MTH2)
|
-0.034785
|
Y = -0.0348 +
0.360(RIP) + 0.110(RIS) +
0.381(KTK) + e
|
3
|
MTG3)
|
-0.033886
|
Y = -0.0339 +
0.360(RIP) + 0.110(RIS) +
0.381(KTK) + e
|
4
|
MTB4)
|
-0.034262
|
Y = -0.0343 +
0.360(RIP) + 0.110(RIS) +
0.381(KTK) + e
|
5
|
AMQ*)
|
-0.020082
|
Y = -0.0201 +
0.360(RIP) + 0.110(RIS) +
0.381(KTK) + e
|
Sumber: Hasil Pengolahan Data.
Keterangan:*) Kota Ambon. 1) Pulau Buru. 2) Maluku
Tengah. 3) Maluku Tenggara.
4) Maluku Tenggara Barat
A.
Pengujian Hipotesis dan Model
Pengujian model ini dilakukan untuk menguji
hipotesis dan menguji ketepatan asumsi model.
Ø Uji Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa
varaibel-variabel rasio investasi pemerintah/pelayanan publik (RIP), rasio
investasi swasta/PMDN dan PMA (RIS) dan kualitas tenaga kerja (KTK) mempunyai
pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional Kabupaten/Kota di
Provinsi Maluku.
·
Uji
T-Statistik
Untuk menguji pengaruh variabel-variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat, digunakan Uji t-Statistik
dengan cara membandingkan nilai t-tabel dengan nilai t-hitung dari
masing-masing variabel bebas. Nilai t tabel untuk df = 26 (df = n-k-1= 30-3-1)
adalah t0,05 = 1.706. Nilai t-hitung dari masing-masing variabel
bebas adalah 2.567031 untuk RIP, 1.985170 untuk RIS dan 1.943865 untuk KTK dan
probabilitas dari masing-masing variabel independen adalah sebesar 0.0176,
0.0597 dan 0.0648.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
signifikansi 5 persen (untuk RIP) dan 10 persen (untuk RIS dan KTK):
o
RIP
(t-hitung > t-tabel), Ho ditolak, artinya rasio investasi pemerintah
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional Kabupaten/Kota di Provinsi
Maluku.
o
RIS
(t-hitung > t-tabel), Ho ditolak, artinya rasio investasi swasta berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi regional Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku.
o
KTK
(t-hitung > t-tabel), H0 ditolak, artinya kualitas tenaga kerja
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional Kabupaten/Kota di Provinsi
Maluku.
Uji
F-Statistik
Sedangkan
untuk menguji variabel-variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat
digunakan Uji F-Statistik dengan cara membandingkan nilai F-tabel dengan nilai
F-hitung dari variabel-variabel bebas. Nilai F-tabel untuk v1 = df1
= 3 (df1 = k – 1 = 4 – 1) dan v2 = df2 = 26
(df2 = n – k = 30 – 4) adalah F(0.01) (3 ; 26) = 4.64,
sementara nilai F-hitungnya adalah 10.48658. Dengan demikian F-hitung >
F-tabel , Ho ditolak, berarti variabel-variabel bebas (RIP, RIS, KTK) secara
simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).
Pengujian parameter yang signifikan baik
secara parsial dan simultan tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas
memenuhi kriteria uji statistik.
·
Uji
Koefisien Determinasi (R2)
Hasil uji model dengan menggunakan nilai
koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0.769407. Hasil tersebut cukup besar dan nilai uji F tes
mengindikasikan bahwa nilai tersebut signifikan. Nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0.769497 memberi arti bahwa sebesar 76.95 persen pertumbuhan ekonomi
regional yang terjadi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku periode 2002-2007
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yakni RIP, RIS dan KTK, sedangkan
sisanya sebesar 0.230503 atau 23.05 persen dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak terdeteksi dalam model.
H.
Pembahasan
Hasil Estimasi
Hasil pengujian terhadap estimasi model
pertumbuhan ekonomi menggunakan Fixed Effects Model menunjukkan
bahwa RIP, RIS dan KTK berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi regional Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku periode 2002-2007.
Ø
Rasio
Investasi Pemerintah
Investasi pemerintah dalam PDRB (RIP)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Koefisien
estimasi RIP terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0.36, yang berarti bahwa
setiap kenaikan RIP terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya pengeluaran
pembangunan dalam PDRB terhadap pertumbuhan untuk infrastruktur sebesar 1
persen akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.36 persen dengan
asumsi variabel yang lain RIS (Rasio Investasi Swasta) dan KTK (Kualitas Tenaga
Kerja) tetap (Cateris Paribus). Semakin meningkat investasi pemerintah
daerah khususnya pengeluaran pembangunan (pelayanan publik), maka pembangunan
daerah tersebut akan semakin maju. Dengan demikian akan terjadi peningkatan
dalam pertumbuhan ekonomi regional. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
studi Bajo-Rubio, Diaz-Roldan, dan
Montavez-Garces. (1999), Hulten.
(1996) dan Kompas Tom. (2000) yang menemukan bahwa, investasi
pemerintah, efektivitas infrastruktur dan government expenditure
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil regresi dapat dilihat bahwa hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu investasi pemerintah
(pelayanan publik) dalam PDRB secara parsial berpengaruh secara signifikan positif
terhadap kenaikan PDRB.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas dapat diartikan
bahwa, setiap peningkatan dalam investasi pemerintah, maka akan menimbulkan
peningkatan pada perekonomian.
Pengaruh positif dan signifikan dari investasi
pemerintah ini sesuai dengan pandangan teori pertumbuhan Neo-Klasik tentang
pentingnya peranan modal sebagai salah satu variabel dalam menentukan tingkat
pertumbuhan ekonomi.
Ø
Rasio
Investasi Swasta
Investasi swasta dalam PDRB (RIS)
memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
regional di Kabupaten/Kota Provinsi Maluku. Koefisien estimasi dari IS dalam
PDRB sebesar 0.11 memberikan arti bahwa apabila terjadi kenaikan IS dalam PDRB
sebesar 1 persen akan mengakibatkan kenaikan PDRB sebesar 0.11 persen dengan
asumsi variabel yang lain investasi pemerintah dalam PDRB (RIP) dan kualitas
tenaga kerja (KTK) tetap (Cateris Paribus). Kenaikan jumlah investasi
swasta dalam PDRB yang diikuti oleh kenaikan pembangunan ekonomi di suatu
daerah akan meningkatkan PDRB riil daerah tersebut. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil studi
Effendi/Soemantri. (2003), dan Aleifar. (2004), yang menemukan bahwa,
FDI secara signifikan meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional dalam jangka
pendek dan kapital berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
Berdasarkan hasil regresi dapat dilihat bahwa hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu investasi swasta
(PMDN dan PMA) secara parsial berpengaruh secara signifikan positif terhadap
pertumbuhan PDRB.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas dapat diartikan
bahwa, setiap perubahan dan peningkatan dalam investasi swasta, maka akan
menimbulkan perubahan ataupun peningkatan pada perekonomian. Jika investasi
swasta seiring dengan peningkatan dari penanaman modal dalam negeri dan
penanaman modal asing (masuknya investor asing ke daerah penelitian), maka akan
berakibat pada tingkat kegiatan ekonomi yang bertambah tinggi pula dan sebagai
indikator biasanya diukur melalui pertumbuhan PDRB.
Pengaruh positif dan signifikan dari investasi swasta
ini sesuai dengan pandangan Keynes dan Harrod-Domar tentang pentingnya peranan
investasi (investasi swasta) dalam
menentukan tingkat kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi).
Ø
Kualitas
Tenaga Kerja
Kualitas Tenaga kerja (KTK) yang diproksi
dengan jumlah lulusan SMP dan SMA terhadap jumlah tenaga kerja memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan koefisien estimasi
sebesar 0.381, berarti bahwa terjadi peningkatan kualitas tenaga kerja sebesar
1 persen sebagai akibat dari peningkatan rata-rata jumlah lulusan SMP dan SMA
terhadap jumlah tenaga kerja yang terjadi selama periode 2002-2007, akan
menyebabkan kenaikan PDRB sebesar 0.381 persen dengan asumsi variabel yang lain
(RIP dan RIS) tetap (Cateris Paribus). Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil studi Alesina et al. (2000) serta Hanushek dan Kimko.
(2000), yang menemukan bahwa, modal
manusia memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Kemudian penelitian dari Tondl. (1999), yang menemukan bahwa,
pendidikan memiliki dampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
pendapatan per kapita.
Selanjutnya peranan modal manusia (proksi
dari kualitas teanaga kerja) dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota sebesar
38 persen dan pengaruh peranan ketiga variabel independen (investasi pemerintah
dalam PDRB, investasi swasta dalam PDRB dan kualitas tenaga kerja) terhadap
pertumbuhan ekonomi sebesar 77 persen atau peranan residual sebesar 23 persen.
Pengaruh positif dan signifikan dari human
capital (proksi dari kualitas tenaga kerja)
ini sesuai dengan pandangan dari teori Human Capital Model
tentang pentingnya peranan human capital terhadap pertumbuhan ekonomi,
dimana Human capital model pada awalnya dikembangkan dengan menggunakan
model fungsi produksi Neo-Klasik yaitu dengan menambahkan variabel human
capital ke dalam modelnya, dengan memasukkan human capital sebagai
input produksi berarti model tersebut telah memperlakukan human capital
sebagai unsur yang endogen.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1.
Rasio
Investasi Pemerintah/Pelayanan Publik (RIP) berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku dan pengaruhnya sangat
signifikan. Meningkatnya investasi pemerintah dalam PDRB akan menyebabkan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku atau dengan
arti lain tingkat investasi pemerintah akan meningkatkan tingkat pertumbuhan
ekonomi.
2.
Rasio
Investasi Swasta (RIS) mempunyai pengaruh positif dan sangat signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku. Meningkatnya
tingkat investasi swasta dalam PDRB akan menyebabkan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku atau dengan arti lain tingkat
investasi swasta akan meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
3.
Tingkat
Kualitas Tenaga Kerja (KTK) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota
di Propinsi Maluku dan pengaruhnya signifikan, kenaikan pada tingkat kualitas
tenaga kerja akan berdampak pada kenaikan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini dapat
menyimpulkan bahwa tingkat kenaikan kualitas tenaga kerja diiringi dengan
meningkatnya lulusan SMP dan SMA Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku.
Saran
1. Berdasarkan hasil estimasi model
pertumbuhan ekonomi diketahui bahwa rasio investasi pemerintah (pelayanan publik)
dengan PDRB memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pemerintah daerah (Kab/Kota) dapat
meningkatkan alokasi dana anggaran untuk
pembangunan infrastruktur, mengingat sangat pentingnya dana anggaran untuk
pembangunan. Sehingga pemerintah daerah dapat merencanakan dan melaksanakan
pembangunan infrastruktur secara lebih baik. Yang nantinya juga akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
2. Untuk menumbuhkan perekonomian diperlukan investasi
yang efisien, sementara investasi swasta baik yang berasal dari dalam negeri
(PMDN) maupun luar negeri (PMA), kurang efisien bila dibandingkan dengan
investasi pemerintah (pelayanan publik/pengeluaran pembangunan). Hal ini sesuai
dengan hasil estimasi model pertumbuhan ekonomi, diketahui kontribusi rasio
investasi swasta dengan PDRB terhadap pertumbuhan ekonomi lebih kecil (0.11)
dibandingkan dengan rasio investasi pemerintah (pelayanan publik) dengan PDRB terhadap pertumbuhan ekonomi (0.36). Dengan
demikian yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu memperbaiki:
a.
Penyediaan
prosedur, misalnya dalam hal perizinan, bagi dunia usaha untuk menjalankan
usahanya.
b.
Penegakan hukum
sehingga tercipta kepastian hukum.
c.
Peningkatan
pembangunan infrastruktur.
3. Kualitas
tenaga kerja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pemerintah daerah (Kabupaten/Kota). dapat meningkatkan alokasi dana anggaran untuk pendidikan, mengingat sangat pentingnya
kualitas tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi. Sehingga pemerintah daerah
dapat merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat meningkatkan
modal manusia (dalam hal ini pendidikan) secara lebih baik yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi.
REFERENSI
Agus Widarjono., (2005). Ekonometrika Teori dan
Aplikasi, Untuk Ekonomi dan Bisnis, Ekonisia, Yogyakarta.
Ahmadi Rilam., (1997). Pengaruh
Investasi Asing Langsung Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode
1969-1993. Disertasi Doktor yang tidak dipublikasikan. Universitas
Padjadjaran Bandung.
AleiFar, Mozhgan., (2004). The
Relationship between Export and Economic Growth: assessing the evidence from
Iran (1959-1999). http://www.saee.ch/saee2004/Mozhgan_AlaeiFar.pdf
Alesina, A., E. Spolaore and R. Wacziarg.,
(2000). Economic Integration and Political Disintegration. American
Economic Review. 90(5): 1276-1296.
Altig, David, “Okun’s Law Revisited : “Should
We Worry a bout Low Unemployment?”, Economic Commentary, 1997.
Aschauer, David Alan., (1989). “Public
Investment and Productivity Growth in The Gorup of Seven”. Economic
Perspectives 13.
Badan Koordinasi
Penanaman Modal Daerah., (2002-2007). Provinsi Malu: BKPMD.
Badan Pusat Statistik., (2002-2007). Maluku Dalam Angka. Provinsi Maluku: BPS.
Bajo-Rubio,
Oscar, Carmen Diaz-Roldan, dan Montavez Dalores Montaves-Garces., (1999). “Fiscal Policy and Growth Revisited: The Case of
the Spanich Region”. http://www.ideas.repec.org, 1999
Baltagi, H. Badi., (2003). Econometric
Analysis of Panel Data. New York: John Wiley and Son.
Bambang Kustianto
dan Istikomah., (1999). “Peranan Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Yogyakarta, Volume 14 No. 2:1-21.
Bank Indonesia., (2002-2007). Cabang
Provinsi Maluku.
Beddies Christian H., (1999). ”Investment,
Capital Accumulation and Growth”. Some Evidences from the Gambia 1964-1998,
IMF Working Papers, WP/99/117.
Branson, William H., “Macroeconomic”
Theory and Policy 3rd Edition, Harper & Row Publishers,
1989.
Bruesch, T and A. Pagan., (1980). ”The
LM Test and Its Application to Model Specification in Econometrics,” Review
of Economic Studies, 47, pp. 239-254.
Budiono., (1992). Teori Pertumbuhan
Ekonomi, Seri Sinopsis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Damodar, N Gujarati., (2003). Basic
Econometrics, fourth edition. New York:Mc Graw-Hill.
Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi., (2002-2007). Provinsi Maluku: Depnakertrans.
Dinas
Pendidikan Nasional., (2002-2007). Provinsi Maluku.
Djojohadikusumo,
S., (1994). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan
dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta:
LP3ES.
Dornbusch, R. and S. Fischer., (1994). Macroeconomics.
Sixth Edition. New York: Mc.Graw-Hill Inc.
Frantzen. D., (2000). “R & D,
Human capital and International Technology Spillovers: A cross-country
analysis”. The Scandinavian Journal of Economics, Vol.102, No1.
Guritno Mangkoesoebroto., (1999). Ekonomi
Publik, Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta.
Hanushek, E.A. and D.D. Kimko., (2000). The
American Economic Review. 90(5): 1184-1208.
Hsiao, Cheng., (1986). “Analysis of
Panel Data”. UK: Cambridge University.
Hulten, Charles R. “Infrastructure
Capital and Economic Growth: How well You use It May Be More Important than How
Much You Have”. NBER (National Bureau of Economic Research) Working Paper
Series No. 5847, Cambridge, 1996.
Irawan dan Suparmoko., (1992). “Ekonomi
pembangunan”. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Irham
Fahmi., (2006). “Analisis Investasi dalam Perspektif Ekonomi dan Politik”.
Bandung. PT Refika Aditama.
Jhingan,
M.L., (2002). Ekonomi Perencanaan dan Pembangunan. Terjemahan D.
Guritno. Cetakan Kesembilan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Josaphat
P Kweka dan Oliver Morrisey., (1996). “Government Spending and Economic Growth in Tanzania”. 1965-1996. IMF Working Paper No. 89/45.
Washington DC, IMF.
Judson Ruth., (1998). “Economic Growth and
Investment in Education: How Allocation Matters”. Journal of Economic Growth, Vol.3, No. 4.
Kindleberger, Charles P. and Bruce
Herrick, “Economic Development” 3rd Edition, McGraw-Hill
Inc., 1977.
Kompas, Tom., (2000). “Government
Size and Economic Growth in Indonesia”.
Departemen of Economics and Commerce, Australian National University,
Discussion Paper, Canberra.
Lipsey Richard G. aand Peter O.
Steiner., (1975). “Economic” 4th Edition, Harper & Row
Publishers, 1975.
Lucas,
R.E., Jr., (1988). “On the Mechanics of Economic development”. Journal
of Monetary Economics, Vol. 22, No.1,
July, pp. 3-42.
Maddala, G.S., (1993). “The Econometrics of Panel
Data”. Volume I. New York: Edward Elgar Publishing Limited.
Mankiw, Gregory N., (2003). “Teori
Makroekonomi”. Jakarta, Erlangga, Ed-5, alih bahasa oleh Nurmawan Iman.
Meier, G. M., (1999). Capital and Development. Asian Economic Journal.
13(2):353-365.
Nury Effendi dan Femmy M. Soemantri.,
(2003). “Foreign Direct and Regional Economic Growth in Indonesia”. A
Panel data Study. Fakultas Ekonomi Unpad, Bandung. 2003.
Paull S Segerstrom., (1995). Endogenous
Growth With Scale Effect. American Economic Review. 88:1290-1310.
Pindyck, Robert S., Daniel L.
Rubinfeld., (1998). “Econometric Models and Economic Forecasting”.
4rd Edition. New York: McGRAW-HILL.
Romer ,D., (1996). Anvanced
Macroeconomics. International Edition. New York: The MacGraw-Hill Companies.
Sala-i-Martin
et. al., (1995). Capital
Mobility in Neoclasical Models of Growth American Economic Review. 85: 103-105.
Samuelson, Paul A & William D.
Nordhaus., (1993). Makro Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Siti Aisyah Tri Rahayu., (2004).
“Peranan Sektor Publik Lokal Dalam Pertumbuhan Ekonomi Regional di Wilayah Surakarta (1987-2000)”. Jurnal Kinerja,
Volume 8, No. 2, Hal. 133-147.
Todaro, Michael. P. dan Stephen C.
Smith., (2004). Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan,
Erlangga, Jakarta.
Tondl, Gabriele., (1999). “What
Determined the uneven Growth of Europe’s Southern Regions? An Empirical Study
With Panel Data”. University of Economics and Business Administration, Vienna,
1996.
Van Den Berg, Hendrik., (2001). Economic
Growth and Development. Mc Graw Hill Companies, Inc. New York.
Weiss, John, “Economic
Policy in Developing Countries: The Reform Agenda “, Prentice Hall Inc.,
1995.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar