zwani.com myspace graphic comments

Rabu, 17 April 2013

BLOGER ABANG DAN ADE

Mahasiswa/i Yang Saya Ngajar, Silahkan Buka Bloger ini Bloger Abang & Ade

Catatan: Materi Kuliah Ada Pada Bloger Abang & Ade, Good Luck For You !

Senin, 08 April 2013

PENELITIAN REFERENSI

Jacob Aaron Boyce
HAK CIPTA DILINDUNGI
DETERMINAN INTERNASIONAL PERANGKAT LUNAK PEMBAJAKAN
Tesis A
oleh
Jacob Aaron Boyce
© 2011 


http://translate.google.com/translate?hl=en&sl=en&tl=id&u=http%3A%2F%2Fcsus-dspace.calstate.edu%2Fbitstream%2Fhandle%2F10211.9%2F1087%2FThesis%2520Final%25202.doc%3Fsequence%3D2





ECONOMETRICS INTRODUCTION ( PER CHAPTER )

Bahan mata kuliah dapat diunduh pada tautan berikut ini:

http://translate.google.com/translate?hl=en&sl=en&tl=id&u=http%3A%2F%2Fwww3.wabash.edu%2Feconometrics%2FEconometricsBook%2Fchap1.htm



Minggu, 07 April 2013

MY JOURNAL

PERANAN INVESTASI PEMERINTAH, SWASTA DAN KUALITAS TENAGA KERJA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU
PERIODE 2002-2007

Ali Tutupoho
Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura
Jln. Ir. M. Putuhena, Kode Pos : 97233 Ambon 


Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh investasi pemerintah, investasi swasta dan kualitas tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku. Metode estimasi yang digunakan adalah regresi data panel dengan pendekatan fixed effect periode 2002-2007.
Penelitian ini menggunakan model pertumbuhan ekonomi dalam bentuk rasio yang diperoleh dari fungsi produksi. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa lembaga pemerintah seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD), Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertans), Dinas Pendidikan Nasional, Bank Indonesia (BI) serta beberapa informasi relevan yang dapat diakses dari internet.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga variabel idependen yaitu rasio investasi pemerintah (pelayanan publik), rasio investasi swasta (PMDN dan PMA) dan kualitas tenaga kerja (lulusan SMP dan SMA dengan tenaga kerja) secara signifikan dan positif (parsial dan bersama-sama) mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku.

Kata-kata kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Rasio Investasi Pemerintah, Rasio Investasi Swasta dan Kualitas Tenaga Kerja.

 
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

Ø  Bagaimana pengaruh rasio investasi pemerintah dalam mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku periode 2002-2007?
Ø  Bagaimana pengaruh rasio investasi swasta dalam mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku periode 2002-2007?
Ø  Bagaimana pengaruh kualitas tenaga kerja dalam mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku periode 2002-2007?


Tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui besar pengaruh rasio investasi pemerintah, rasio investasi swasta dan kualitas tenaga kerja dalam mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Propinsi Maluku periode 2002-2007.

Metode Analisis

Model yang akan digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku adalah model pertumbuhan Neo-Klasik berdasarkan fungsi produksi pertumbuhan Solow, untuk menerangkan seberapa besar elastisitas output terhadap modal, dengan rumusan sebagai berikut:

..................................... (3.1)

dimana:
Y             =              PDRB
K             =              Modal
L             =              Jumlah tenaga kerja
A             =              Konstanta merefleksi
tingkat technology dasar
eut            =              Konstanta tingkat
kemajuan technology
α              =              Elastisitas output terhadap
modal
1- α         =              Elastisitas output terhadap
tenaga kerja

Misalnya tingkat technology tidak berkembang, model berubah menjadi:

 .............................................. (3.2)
 .................................... (3.3)

dimana:

Y             =              Pertumbuhan PDRB
KI            =              Rasio Investasi Pemerintah
(Pelayanan Publik) dengan
PDRB
KP            =              Rasio Investasi Swasta
(PMDN dan PMA) dengan
PDRB
L             =              Kualitas Tenaga Kerja
(Jumlah lulusan
SMP/SMA) dengan
 Jumlah Tenaga Kerja

Untuk mengetahui berapa besar rasio investasi pemerintah, rasio investasi swasta dan kualitas tenaga kerja mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dapat dibuat sebuah model dasar dalam bentuk fungsi sebagai berikut:

 ....................... (3.4)

................... (3.5)

Untuk mengukur pengaruh rasio investasi pemerintah (RIP), rasio investasi swasta (RIS) dan kualitas tenaga kerja (KTK) terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB), maka persamaan (3.5) menjadi:

 ....... (3.6)

untuk a2 > 0, a3 > 0 dan a4 > 0

dimana:

Y             =              Pertumbuhan PDRB
RIP         =              Rasio Investasi Pemerintah
(Pelayanan Publik) dengan
 PDRB
IS            =              Rasio Investasi Swasta
(PMDN dan PMA) dengan
 PDRB
KTK       =              Kualitas Tenaga Kerja
(Jumlah lulusan
 SMP/SMA) dengan
Jumlah Tenaga Kerja
a1            =              Konstanta
ai             =              Parameter ke”i”, untuk
 I             =              Kabupaten/Kota
t               =              Periode penelitian dari
                                tahun 2002-2007
e              =              Error Term


Teknik Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel. Data panel adalah data yang merupakan gabungan antara data menurut deret waktu (time series) dan data antar individu pada satu waktu (cross section). Simbol yang digunakan adalah t untuk periode observasi, sedangkan n adalah unit cross-section yang diobservasi. Proses pembentukan data panel adalah dengan cara mengkombinasikan unit-unit deret waktu dengan antar individu sehingga terbentuklah suatu kumpulan data. Proses itu sendiri disebut pooling.
Terdapat beberapa keuntungan yang didapat jika menggunakan data panel ini, pertama  dapat mendalami efek-efek ekonomi yang tidak dapat diperoleh jika menggunakan data time series ataupun data cross section saja. Kedua, karena jumlah data dan observasi yang meningkat, menghasilkan kenaikan pada derajat kebebasan (degree of freedom) sehingga variasi koefisien menjadi efisien dan koefisien nilai menjadi lebih stabil Hsiao, (1986). Ketiga, dengan mengakomodasi semua informasi yang terkait dengan variabel-variabel observasi maupun  deret-waktu data panel secara substansial mampu menurunkan masalah  omitted-variables; jika menghilangkan variabel yang relevan. Bersamaan dengan itu, masalah kesalahan spesifikasipun dapat dieliminir.
Beberapa hal diatas sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Baltagi, (2003). Baltagi menyatakan beberapa manfaat yang didapat ketika menggunakan data panel, diantaranya adalah:

*         Mampu mengontrol heterogenitas individu.
*         Memberikan lebih banyak informasi dan lebih bervariasi daripada hanya data deret waktu atau antar individu. Data panel juga mengurangi kolinearitas antar variabel, meningkatkan degree of freedom, dan meningkatkan efisiensi.
*         Sangat baik untuk digunakan dalam  studi perubahan yang dinamik (study of dynamics adjustment).
*         Dapat mendeteksi dan mengukur efek dengan lebih baik dibandingkan data deret-waktu murni dan antar individu murni.
*         Memungkinkan untuk mempelajari model perilaku (behavioral model) yang lebih kompleks, misalnya fenomena skala ekonomi dan perubahan teknologi.
*         Data panel dapat meminimalkan biasa yang dihasilkan oleh agregasi individu karena unit data lebih banyak.
Terdapat tiga cara dalam mengestimasi data panel, pertama Pooled (OrdinaryLeast Square, OLS). Kedua, fixed effect (dummy variable model, DMV). Ketiga, random effect (error component model, ECM) (Baltagi, 2002; Gujarati, 2003; Pindyck, 1998). Diantara ketiga teknik tersebut, pendekatan Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effects Model (REM) yang akan digunakan untuk mengestimasi model penelitian pada penelitian ini. Namun sebelumnya dilakukan uji Hausman untuk menentukan pendekatan mana yang lebih baik, FEM atau REM.
Alasan mengapa penelitian ini menggunakan pendekatan FEM atau REM dalam mengestimasi model penelitian dan bukan teknik lainnya adalah pendekatan PLS (Pooled Least Square) pada dasarnya memiliki kesamaan dengan OLS biasa yang hanya memiliki satu konstanta untuk keseluruhan daerah, sedangkan fundamental perekonomian, ukuran skala perekonomian, dan struktur perekonomian tiap-tiap cross section tidaklah sama. Keunggulan-keunggulan tersebut diatas memiliki implikasi pada tidak diperlukannya pengujian asumsi klasik dalam model data panel, sesuai apa yang ada dalam beberapa literatur yang digunakan dalam penelitian ini (Maddala, 1993; Pindyck, 1998; Gujarati, 2003).

Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel

Untuk menentukan teknik mana yang paling tepat dalam mengestimasi data panel maka perlu dilakukan pengujian. Adapun pengujian dalam penelitian ini adalah uji Hausman (Hausman Test).
Uji Hausman (Hausman Test) digunakan untuk menentukan pemilihan model regresi panel data dengan menggunakan fixed effect atau random effect. Uji ini didasarkan pada LSDV di dalam metode FEM dan GLS adalah efisien sedangkan metode OLS tidak efisien, di lain pihak alternatifnya metode OLS efisien dan GLS tidak efisien.
Karena itu uji nulnya adalah hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga uji Hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi tersebut (Widarjono, 2005:253).
Unsur penting uji Hausman ini adalah kovarian matriks dari perbedaan vektor:
 ....... (3.11)

Hasil metode Hausman adalah bahwa perbedaan kovarian dari estimator yang efisien dengan estimator yang tidak efisien adalah nol sehingga:
 ..... (3.12)

Kemudian disubtitusi kedalam persamaan 3.11 yang akan menghasilkan kovarian matriks sebagai berikut:
 …………(3.13)
Selanjutnya dengan mengikuti kriteria Wald, uji Hausman ini akan mengikuti distribusi chi-squares ( χ2 ) sebagai berikut:
........................... (3.14)
dimana:
 dan

Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi statistik Chi Square ( χ2 ) dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independent.  Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah Fixed Effect (FEM), sedangkan sebaliknya jika nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah Random Effect (REM) (Widarjono, 2005:265-266).
Hipotesa yang dilakukan untuk pengujian ini adalah:
H0 : m < χ2α,df       (H0 ­­Tidak ditolak, REM)
H1 : m > χ2 α,df       (Ho Ditolak, FEM)


HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Estimasi Model Penelitian dan Pembahasan Estimasi Model Pertumbuhan Ekonomi Regional di Provinsi Maluku.

Metode estimasi panel data yang dipakai adalah menggunakan pendekatan fixed effect (FEM), sesuai dengan perhitungan uji Hausman dimana nilai m (nilai statistik Hausman) > nilai Chi-Square (χ2).
Periode waktu yang akan dianalisis adalah dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2007, dan unit cross section adalah sebanyak 5 kabupaten/kota di Provinsi Maluku dari keseluruhan kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Maluku sebanyak 10.

Dari persamaan awal:

 ....... (4.1)

i               = 1, 2, …. 5 (kabupaten dan kota
    di Provinsi Maluku)
t               = 2002, 2003, …, 2007
    (periode waktu analisis)

Regresi panel data menggunakan pendekatan fixed effect dalam penelitian ini mengasumsikan bahwa intercept diantara unit cross section (diantara kabupaten dan kota) bisa berbeda-beda, sementara slope atau koefisien regresi tidak berbeda diantara unit cross section dan selama periode analisis.
Dengan menggunakan bantuan software E-views versi 6.0, Secara empiris hasil estimasinya ditunjukkan dalam persamaan dibawah ini:

Efek untuk masing-masing unit cross section yaitu untuk masing-masing kabupaten dan kota merupakan differential intercept dari persamaan regresi. Efek tersebut akan membedakan intercept untuk persamaan pada masing-masing unit cross section. Perbedaan intercept untuk masing-masing kabupaten dan kota tersebut menunjukkan adanya perbedaan faktor-faktor endownment, perbedaan kemampuan masing-masing kabupaten dan kota dalam hal kondisi awal perekonomian yang bisa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya perbedaan dalam gaya kepemimpinan di masing-masing daerah, perbedaan kebijakan, dan faktor-faktor lainnya. (Gujarati, 2003).

Tabel 4.6
Nilai effect pada intersep untuk masing-masing unit cross- section (Kabupaten dan Kota)


No.
Cross Section Unit
Effect
1
Kabupaten P. Buru
-0.03096
2
Kabupaten Maluku Tengah (MTH)
-0.034785
3
Kabupaten Maluku Tenggara (MTG)
-0.033886
4
Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB)
-0.034262
5
Kota Ambon (AMQ)
-0.020082
      Sumber: Hasil Pengolahan Data.

 
 
Berdasarkan hasil regresi, dari nilai effect pada masing-masing unit cross section bisa didapatkan persamaan untuk masing-masing kabupaten dan kota yang dianalisis. Persamaan tersebut memiliki koefisien regresi atau slope yang sama, sementara intercept berbeda-beda sesuai dengan besarnya effect pada masing-masing cross section unit. Intercept untuk masing-masing kabupaten dan kota didapatkan dengan menjumlahkan common intercept dari hasil regresi dengan effect pada masing-masing unit cross section.


Tabel 4.7
Persamaan Regresi Untuk Masing-Masing Unit Cross Section (Kabupaten/Kota)

No.
Cross Section
Effect
Equation
1
P. Buru1)
-0.03096
Y = -0.031 + 0.360(RIP) + 0.110(RIS) +
         0.381(KTK) + e
2
MTH2)
-0.034785
Y = -0.0348 + 0.360(RIP) + 0.110(RIS) +
         0.381(KTK) + e
3
MTG3)
-0.033886
Y = -0.0339 + 0.360(RIP) + 0.110(RIS) +
         0.381(KTK) + e
4
MTB4)
-0.034262
Y = -0.0343 + 0.360(RIP) + 0.110(RIS) +
         0.381(KTK) + e
5
AMQ*)
-0.020082
Y = -0.0201 + 0.360(RIP) + 0.110(RIS) +
         0.381(KTK) + e
Sumber: Hasil Pengolahan Data.
Keterangan:*) Kota Ambon. 1) Pulau Buru. 2) Maluku Tengah. 3) Maluku Tenggara.
4) Maluku Tenggara Barat

 
 
A.      Pengujian Hipotesis dan Model

Pengujian model ini dilakukan untuk menguji hipotesis dan menguji ketepatan asumsi model.

Ø  Uji Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa varaibel-variabel rasio investasi pemerintah/pelayanan publik (RIP), rasio investasi swasta/PMDN dan PMA (RIS) dan kualitas tenaga kerja (KTK) mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku.

·           Uji T-Statistik
Untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, digunakan Uji t-Statistik dengan cara membandingkan nilai t-tabel dengan nilai t-hitung dari masing-masing variabel bebas. Nilai t tabel untuk df = 26 (df = n-k-1= 30-3-1) adalah t0,05 = 1.706. Nilai t-hitung dari masing-masing variabel bebas adalah 2.567031 untuk RIP, 1.985170 untuk RIS dan 1.943865 untuk KTK dan probabilitas dari masing-masing variabel independen adalah sebesar 0.0176, 0.0597 dan 0.0648.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat signifikansi 5 persen (untuk RIP) dan 10 persen (untuk RIS dan KTK):
o    RIP (t-hitung > t-tabel), Ho ditolak, artinya rasio investasi pemerintah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku.
o    RIS (t-hitung > t-tabel), Ho ditolak, artinya rasio investasi swasta berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku.
o    KTK (t-hitung > t-tabel), H0 ditolak, artinya kualitas tenaga kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku.

Uji F-Statistik
Sedangkan untuk menguji variabel-variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat digunakan Uji F-Statistik dengan cara membandingkan nilai F-tabel dengan nilai F-hitung dari variabel-variabel bebas. Nilai F-tabel untuk v1 = df1 = 3 (df1 = k – 1 = 4 – 1) dan v2 = df2 = 26 (df2 = n – k = 30 – 4) adalah F(0.01) (3 ; 26) = 4.64, sementara nilai F-hitungnya adalah 10.48658. Dengan demikian F-hitung > F-tabel , Ho ditolak, berarti variabel-variabel bebas (RIP, RIS, KTK) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).
Pengujian parameter yang signifikan baik secara parsial dan simultan tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas memenuhi kriteria uji statistik.

·           Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil uji model dengan menggunakan nilai koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.769407. Hasil tersebut cukup besar dan nilai uji F tes mengindikasikan bahwa nilai tersebut signifikan. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.769497 memberi arti bahwa sebesar 76.95 persen pertumbuhan ekonomi regional yang terjadi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku periode 2002-2007 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yakni RIP, RIS dan KTK, sedangkan sisanya sebesar 0.230503 atau 23.05 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdeteksi dalam model.

H.      Pembahasan Hasil Estimasi
Hasil pengujian terhadap estimasi model pertumbuhan ekonomi menggunakan Fixed Effects Model menunjukkan bahwa RIP, RIS dan KTK berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku periode 2002-2007.

Ø    Rasio Investasi Pemerintah

Investasi pemerintah dalam PDRB (RIP) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Koefisien estimasi RIP terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0.36, yang berarti bahwa setiap kenaikan RIP terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya pengeluaran pembangunan dalam PDRB terhadap pertumbuhan untuk infrastruktur sebesar 1 persen akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.36 persen dengan asumsi variabel yang lain RIS (Rasio Investasi Swasta) dan KTK (Kualitas Tenaga Kerja) tetap (Cateris Paribus). Semakin meningkat investasi pemerintah daerah khususnya pengeluaran pembangunan (pelayanan publik), maka pembangunan daerah tersebut akan semakin maju. Dengan demikian akan terjadi peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi regional. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil studi Bajo-Rubio, Diaz-Roldan, dan Montavez-Garces. (1999), Hulten. (1996) dan Kompas Tom. (2000) yang menemukan bahwa, investasi pemerintah, efektivitas infrastruktur dan government expenditure memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil regresi dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu investasi pemerintah (pelayanan publik) dalam PDRB secara parsial berpengaruh secara signifikan positif terhadap kenaikan PDRB.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas dapat diartikan bahwa, setiap peningkatan dalam investasi pemerintah, maka akan menimbulkan peningkatan pada perekonomian.
Pengaruh positif dan signifikan dari investasi pemerintah ini sesuai dengan pandangan teori pertumbuhan Neo-Klasik tentang pentingnya peranan modal sebagai salah satu variabel dalam menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Ø    Rasio Investasi Swasta

Investasi swasta dalam PDRB (RIS) memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Kabupaten/Kota Provinsi Maluku. Koefisien estimasi dari IS dalam PDRB sebesar 0.11 memberikan arti bahwa apabila terjadi kenaikan IS dalam PDRB sebesar 1 persen akan mengakibatkan kenaikan PDRB sebesar 0.11 persen dengan asumsi variabel yang lain investasi pemerintah dalam PDRB (RIP) dan kualitas tenaga kerja (KTK) tetap (Cateris Paribus). Kenaikan jumlah investasi swasta dalam PDRB yang diikuti oleh kenaikan pembangunan ekonomi di suatu daerah akan meningkatkan PDRB riil daerah tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil studi Effendi/Soemantri. (2003), dan Aleifar. (2004), yang menemukan bahwa, FDI secara signifikan meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional dalam jangka pendek dan kapital berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Berdasarkan hasil regresi dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu investasi swasta (PMDN dan PMA) secara parsial berpengaruh secara signifikan positif terhadap pertumbuhan PDRB.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas dapat diartikan bahwa, setiap perubahan dan peningkatan dalam investasi swasta, maka akan menimbulkan perubahan ataupun peningkatan pada perekonomian. Jika investasi swasta seiring dengan peningkatan dari penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing (masuknya investor asing ke daerah penelitian), maka akan berakibat pada tingkat kegiatan ekonomi yang bertambah tinggi pula dan sebagai indikator biasanya diukur melalui pertumbuhan PDRB.
Pengaruh positif dan signifikan dari investasi swasta ini sesuai dengan pandangan Keynes dan Harrod-Domar tentang pentingnya peranan investasi (investasi swasta)  dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi).

Ø    Kualitas Tenaga Kerja

Kualitas Tenaga kerja (KTK) yang diproksi dengan jumlah lulusan SMP dan SMA terhadap jumlah tenaga kerja memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan koefisien estimasi sebesar 0.381, berarti bahwa terjadi peningkatan kualitas tenaga kerja sebesar 1 persen sebagai akibat dari peningkatan rata-rata jumlah lulusan SMP dan SMA terhadap jumlah tenaga kerja yang terjadi selama periode 2002-2007, akan menyebabkan kenaikan PDRB sebesar 0.381 persen dengan asumsi variabel yang lain (RIP dan RIS) tetap (Cateris Paribus). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil studi Alesina et al. (2000) serta Hanushek dan Kimko. (2000),  yang menemukan bahwa, modal manusia memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kemudian penelitian dari Tondl. (1999), yang menemukan bahwa, pendidikan memiliki dampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita.
Selanjutnya peranan modal manusia (proksi dari kualitas teanaga kerja) dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota sebesar 38 persen dan pengaruh peranan ketiga variabel independen (investasi pemerintah dalam PDRB, investasi swasta dalam PDRB dan kualitas tenaga kerja) terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 77 persen atau peranan residual sebesar 23 persen.
Pengaruh positif dan signifikan dari human capital (proksi dari kualitas tenaga kerja)  ini sesuai dengan pandangan dari teori Human Capital Model tentang pentingnya peranan human capital terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana Human capital model pada awalnya dikembangkan dengan menggunakan model fungsi produksi Neo-Klasik yaitu dengan menambahkan variabel human capital ke dalam modelnya, dengan memasukkan human capital sebagai input produksi berarti model tersebut telah memperlakukan human capital sebagai unsur yang endogen.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan

1.    Rasio Investasi Pemerintah/Pelayanan Publik (RIP) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku dan pengaruhnya sangat signifikan. Meningkatnya investasi pemerintah dalam PDRB akan menyebabkan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku atau dengan arti lain tingkat investasi pemerintah akan meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
2.    Rasio Investasi Swasta (RIS) mempunyai pengaruh positif dan sangat signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku. Meningkatnya tingkat investasi swasta dalam PDRB akan menyebabkan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku atau dengan arti lain tingkat investasi swasta akan meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
3.    Tingkat Kualitas Tenaga Kerja (KTK) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku dan pengaruhnya signifikan, kenaikan pada tingkat kualitas tenaga kerja akan berdampak pada kenaikan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini dapat menyimpulkan bahwa tingkat kenaikan kualitas tenaga kerja diiringi dengan meningkatnya lulusan SMP dan SMA Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku.


Saran
1.     Berdasarkan hasil estimasi model pertumbuhan ekonomi diketahui bahwa rasio investasi pemerintah (pelayanan publik) dengan PDRB memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pemerintah daerah (Kab/Kota) dapat meningkatkan alokasi dana anggaran  untuk pembangunan infrastruktur, mengingat sangat pentingnya dana anggaran untuk pembangunan. Sehingga pemerintah daerah dapat merencanakan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur secara lebih baik. Yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
2.     Untuk menumbuhkan perekonomian diperlukan investasi yang efisien, sementara investasi swasta baik yang berasal dari dalam negeri (PMDN) maupun luar negeri (PMA), kurang efisien bila dibandingkan dengan investasi pemerintah (pelayanan publik/pengeluaran pembangunan). Hal ini sesuai dengan hasil estimasi model pertumbuhan ekonomi, diketahui kontribusi rasio investasi swasta dengan PDRB terhadap pertumbuhan ekonomi lebih kecil (0.11) dibandingkan dengan rasio investasi pemerintah (pelayanan publik) dengan  PDRB terhadap pertumbuhan ekonomi (0.36). Dengan demikian yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu memperbaiki:
a.         Penyediaan prosedur, misalnya dalam hal perizinan, bagi dunia usaha untuk menjalankan usahanya.
b.         Penegakan hukum sehingga tercipta kepastian hukum.
c.          Peningkatan pembangunan infrastruktur.

3.      Kualitas tenaga kerja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu pemerintah daerah (Kabupaten/Kota). dapat meningkatkan alokasi dana anggaran  untuk pendidikan, mengingat sangat pentingnya kualitas tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi. Sehingga pemerintah daerah dapat merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat meningkatkan modal manusia (dalam hal ini pendidikan) secara lebih baik yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.


REFERENSI
Agus Widarjono., (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi, Untuk Ekonomi dan Bisnis, Ekonisia, Yogyakarta.
Ahmadi Rilam., (1997). Pengaruh Investasi Asing Langsung Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 1969-1993. Disertasi Doktor yang tidak dipublikasikan. Universitas Padjadjaran Bandung.
AleiFar, Mozhgan., (2004). The Relationship between Export and Economic Growth: assessing the evidence from Iran (1959-1999). http://www.saee.ch/saee2004/Mozhgan_AlaeiFar.pdf
Alesina, A., E. Spolaore and R. Wacziarg., (2000). Economic Integration and Political Disintegration. American Economic Review. 90(5): 1276-1296.
Altig, David, “Okun’s Law Revisited : “Should We Worry a bout Low Unemployment?”, Economic Commentary, 1997.
Aschauer, David Alan., (1989). “Public Investment and Productivity Growth in The Gorup of Seven”. Economic Perspectives 13.

Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah., (2002-2007). Provinsi Malu: BKPMD.
Badan Pusat Statistik., (2002-2007). Maluku Dalam Angka. Provinsi Maluku: BPS.
Bajo-Rubio, Oscar, Carmen Diaz-Roldan, dan Montavez Dalores Montaves-Garces., (1999). Fiscal Policy and Growth Revisited: The Case of the Spanich Region”.  http://www.ideas.repec.org, 1999
Baltagi, H. Badi., (2003). Econometric Analysis of Panel Data. New York: John Wiley and Son.
Bambang Kustianto dan Istikomah., (1999). “Peranan Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Yogyakarta, Volume 14 No. 2:1-21.
Bank Indonesia., (2002-2007). Cabang Provinsi Maluku.
Beddies Christian H., (1999). ”Investment, Capital Accumulation and Growth”. Some Evidences from the Gambia 1964-1998, IMF Working Papers, WP/99/117.
Branson, William H., “Macroeconomic” Theory and Policy 3rd Edition, Harper & Row Publishers, 1989.
Bruesch, T and A. Pagan., (1980). ”The LM Test and Its Application to Model Specification in Econometrics,” Review of Economic Studies, 47, pp. 239-254.
Budiono., (1992). Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sinopsis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Damodar, N Gujarati., (2003). Basic Econometrics, fourth edition. New York:Mc Graw-Hill.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi., (2002-2007). Provinsi Maluku: Depnakertrans.
Dinas Pendidikan Nasional., (2002-2007). Provinsi Maluku.
Djojohadikusumo, S., (1994). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.
Dornbusch, R. and S. Fischer., (1994). Macroeconomics. Sixth Edition. New York: Mc.Graw-Hill Inc.
Frantzen. D., (2000). “R & D, Human capital and International Technology Spillovers: A cross-country analysis”. The Scandinavian Journal of Economics, Vol.102, No1.
Guritno Mangkoesoebroto., (1999). Ekonomi Publik, Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta.
Hanushek, E.A. and D.D. Kimko., (2000). The American Economic Review. 90(5): 1184-1208.
Hsiao, Cheng., (1986). “Analysis of Panel Data”. UK: Cambridge University.
Hulten, Charles R. “Infrastructure Capital and Economic Growth: How well You use It May Be More Important than How Much You Have”. NBER (National Bureau of Economic Research) Working Paper Series No. 5847, Cambridge, 1996.
Irawan dan Suparmoko., (1992). “Ekonomi pembangunan”. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Irham Fahmi., (2006). “Analisis Investasi dalam Perspektif Ekonomi dan Politik”. Bandung. PT Refika Aditama.
Jhingan, M.L., (2002). Ekonomi Perencanaan dan Pembangunan. Terjemahan D. Guritno. Cetakan Kesembilan. Jakarta: Rajawali Pers.
Josaphat P Kweka dan Oliver Morrisey., (1996). “Government Spending and Economic Growth in Tanzania”. 1965-1996. IMF Working Paper No. 89/45. Washington DC, IMF.
Judson Ruth., (1998). “Economic Growth and Investment in Education: How Allocation Matters”. Journal of  Economic Growth, Vol.3, No. 4.
Kindleberger, Charles P. and Bruce Herrick, “Economic Development” 3rd Edition, McGraw-Hill Inc., 1977.
Kompas, Tom., (2000). “Government Size  and Economic Growth in Indonesia”. Departemen of Economics and Commerce, Australian National University, Discussion Paper, Canberra.
Lipsey Richard G. aand Peter O. Steiner., (1975). “Economic” 4th Edition, Harper & Row Publishers, 1975.
Lucas, R.E., Jr., (1988). “On the Mechanics of Economic development”. Journal of  Monetary Economics, Vol. 22, No.1, July, pp. 3-42.
Maddala, G.S., (1993). “The Econometrics of Panel Data”. Volume I. New York: Edward Elgar Publishing Limited.
Mankiw, Gregory N., (2003). “Teori Makroekonomi”. Jakarta, Erlangga, Ed-5, alih bahasa oleh Nurmawan Iman. Meier, G. M., (1999). Capital and Development. Asian Economic Journal. 13(2):353-365.
Nury Effendi dan Femmy M. Soemantri., (2003). “Foreign Direct and Regional Economic Growth in Indonesia”. A Panel data Study. Fakultas Ekonomi Unpad, Bandung. 2003.
Paull S Segerstrom., (1995). Endogenous Growth With Scale Effect. American Economic Review. 88:1290-1310.
Pindyck, Robert S., Daniel L. Rubinfeld., (1998). “Econometric Models and Economic Forecasting”. 4rd Edition. New York: McGRAW-HILL.
Romer ,D., (1996). Anvanced Macroeconomics. International Edition. New York: The MacGraw-Hill Companies.
Sala-i-Martin et. al., (1995). Capital Mobility in Neoclasical Models of Growth American Economic Review. 85: 103-105.
Samuelson, Paul A & William D. Nordhaus., (1993). Makro Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Siti Aisyah Tri Rahayu., (2004). “Peranan Sektor Publik Lokal Dalam Pertumbuhan Ekonomi Regional di Wilayah Surakarta (1987-2000)”. Jurnal Kinerja, Volume 8, No. 2, Hal. 133-147.
Todaro, Michael. P. dan Stephen C. Smith., (2004). Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Tondl, Gabriele., (1999). “What Determined the uneven Growth of Europe’s Southern Regions? An Empirical Study With Panel Data”. University of Economics and Business Administration, Vienna, 1996.
Van Den Berg, Hendrik., (2001). Economic Growth and Development. Mc Graw Hill Companies, Inc. New York.
Weiss, John, “Economic Policy in Developing Countries: The Reform Agenda “, Prentice Hall Inc., 1995.